Wednesday, June 17, 2015

Minions (2015)

sumber: www.recentmovieposters.com
Minions. Akhirnya film animasi yang kutunggu-tunggu tayang juga. Beruntunglah, karena tanggal tayang Minions yang seharusnya adalah 10 Juli 2015, tapi hari ini sudah tayang di Indonesia. Seperti film animasi pada umumnya, film Minions ini ber-genre komedi. Kelakukan si Minions yang menggemaskan, polos, dan lucu menjadi daya tarik utama film ini, bagiku.

Film yang disutradarai oleh Kyle Balda dan Pierre Coffin ini berdurasi sekitar 1,5 jam. Film ini merupakan prekuel dari serial film "Despicable Me" yang mana dalam film ini si Minions akan diketemukan dengan Gru, salah satu tokoh dalam Despicable Me. Menurutku jalan cerita film ini cukup cepat sehingga kurang ada greget. Tapi sangat bagus jika untuk hiburan karena film ini sangat menghibur. It's recommended to watch apalagi di Bulan Ramadhan seperti ini. Sambil menunggu buka puasa, sambil nonton Minions :3

Rating saat ini (17 Juni 2015) dalam IMDb mencapai angka 8,2/10. Angka tersebut termasuk angka yang bagus untuk movie. Kalau dari aku sendiri, ratingnya 8/10. Karena tujuan utamanya adalah komedi dan tujuan tersebut tercapai. Hampir seisi ruang bioskop dibuat tertawa melihat kelakukan si kuning. Makanya aku kasih nilai segitu. Hihi.

Trailer Minions (2015) #1 - MOVIECLIPS Trailers
Kalian bisa lihat trailer #2, #3, dst di akun MOVIECLIPS Trailers. Seperti biasa, aku akan menuliskan sinopsisnya. Cekidooot!!

Sinopsis:
Organisme kecil kuning, Minions, sudah lama tinggal di bumi. Mereka merasa tak berguna bila tidak memiliki majikan. Dalam perjalanan singkat dan cepatnya, mereka dengan susah payahnya mendapat majikan dan dengan mudahnya kehilangan majikan lagi. Mulai dari dinosaurus, manusia purbakala, hingga drakula. Dengan patah semangat mereka melanjutkan kehidupan. Mereka menemukan tempat untuk menetap di sebuah goa bersalju. Awalnya keadaan kembali ceria. Namun hal tersebut tak bertahan lama ketika mengingat mereka belum menemukan majikan baru.

Keadaan tersebut membuat semua minion menjadi depresi dan tak bersemangat. Hal ini tentunya tak bisa dibiarkan lebih lama. Kevin, salah satu minion, ingin mengubah kondisi tersebut. Dia mengusulkan agar para Minions keluar dan menemukan bos baru di luar goa itu. Namun Kevin tak bisa berangkat sendirian. Di sisi lain, semua ragu untuk mengikuti rencana Kevin, kecuali Bob, si Minion kecil nan imut. Tetapi Kevin ragu untuk mengajak Bob sehingga dia belum memutuskan apakah Bob akan ikut bersamanya atau tidak. Kemudian muncullah Stuart, seorang Minion dengan ukulele favoritnya, yang tiba-tiba ditunjuk oleh minion-minion lain. Stuart tidak mengetahui apa-apa, tapi dia dengan pede-nya lalu berdiri di sebelah Kevin. Karena masih kekurangan, akhirnya Kevin memutuskan untuk mengikutsertakan Bob dalam perjalanannya.

Perjalanan konyol pun dimulai. Hampir tiap sudut kota New York telah mereka lalui, tetapi mereka belum menemukan seorang majikan. Hingga tibalah mereka dalam sebuah toko yang mirip dengan mall. Mereka bermalam dalam mall tersebut dan menyalakan televisi. Dengan tak sengaja Stuart memutar-mutar saluran, sampai dapatlah mereka pada saluran penjahat (aku lupa sebutan lengkapnya apa). Dalam saluran tersebut, ketiga minions itu mendapatkan informasi bahwa penjahat yang terkeren di dunia adalah Scarlett Overkill (Sandra Bullock) yang bisa mereka temui di Orlando.

Berangkatlah mereka ke Orlando. Dalam perjalanan, mereka merasa memerlukan sebuah tumpangan untuk menuju ke Orlando. Beberapa cara telah Stuart coba untuk menghentikan kendaraan, namun gagal. Akhirnya saat Kevin mencobanya, mereka langsung mendapatkan tumpangan, keluarga penjahat yang juga ingin menuju ke Orlando.
Minions menemukan tumpangan | sumber: www.orlandosentinel.com
Perjalanan ke Orlando yang cukup lama telah mereka tempuh. Tibalah mereka ke Villain Convention Center. Di situ mereka bertemu dengan penjahat-penjahat yang jahat. Tapi si Minions ingin bertemu dengan yang paling jahat, yaitu Scarlett. Akhirnya bertemulah mereka dengan Scarlett dalam sebuah pertunjukkan khusus Scarlett. Di situ, Scarlett mengumumkan bahwa dirinya ingin merekrut pengikut baru. Dia yang terpilih menjadi pengikut Scarlett adalah penonton yang dapat mengambil permata merah yang ada di tangan Scarlett. Semua penonton pertunjukkan kemudian bersaing. Ketidaksengajaan Bob yang ingin mendapatkan kembali boneka tedy-nya menjadikan mereka bertiga pemenang dalam persaingan tersebut. Akhirnya Scarlett menjadikan mereka bertiga bagian dari timnya.

Dengan diterimanya menjadi pengikut Scarlett, Kevin merasa telah menemukan majikan-baru-yang-tepat nya itu. Dia mencoba menghubungi sahabat-sahabat minion lain. Sahabat minion yang lainnya ternyata juga menemukan majikan, yaitu beruang kutub. Namun nyatanya majikan tersebut juga tak bertahan lama. Si beruang kutub tiba-tiba terbunuh dalam pesta yang diadakannya para sahabat minon lainnya itu. Akhirnya, mereka kabur dan pergi ke tempat Kevin, Stuart, dan Bob berada.

Malam harinya, Scarlett menceritkan misi jahatnya kepada Kevin, Stuart, dan Bob. Scarlett memerintahkan kepada mereka untuk mencuri mahkota Ratu Elizabeth di Inggris keesokan harinya. Scarlett sangat ingin menguasai Inggris.
Scarlett menginginkan mahkota Ratu Elizabeth | sumber: screenrant.com
Keesokan harinya, dengan segala daya upaya serta kepolosan ketiga Minions tersebut, mereka akhirnya berhasil mendapatkan mahkota itu. Namun dengan cara yang benar. Tak sengaja Bob melepaskan sebuah pedang batu. Dengan lepasnya pedang dari batu tersebut, Bob akhirnya dinobatkan sebagai Raja Inggris.
Bob menjadi Raja Inggris | sumber: sidomi.com
Mendengar berita penobatan tersebut, Scarlett merasa terkhianati. Dia marah besar. Apakah yang akan dilakukan Scarlett terhadap Kevin, Stuart, dan Bob? Dan bagaimanakah kelanjutan hidup mereka ketika majikannya sudah tidak mempercayainya lagi?

Saksikan sendiri ya di bioskop terdekat kalian☺

Sunday, June 14, 2015

Insidious 3

sumber: collider.com

Insidious 3. Ini menjadi film horor pertama yang saya tulis dalam blog saya. Saya adalah salah satu pengikut film insidious, mulai dari insidious 1, 2, hingga 3 yang baru saya tonton beberapa hari lalu. Saya kira, insidious 3 ini merupakan kelanjutan dari seri kedua, di mana adegan terakhir memperlihatkan 'pasien' baru Elise adalah Allison. Tetapi nyatanya tidak. Insidious 3 bercerita tentang hal lain. Film ini berkisah tentang kejadian sebelum pemburuan hantu di Keluarga Lambert. Di sini terungkaplah bagaimana Elise yang dengan berat hati akhirnya menyetujui untuk menggunakan kemampuannya dalam berkomunikasi dengan seorang yang telah meninggal untuk membantu wanita remaja, Quinn Brenner, yang menjadi target salah satu roh yang jahat.

Saya selalu suka dengan konsep cerita insidious. Tiap seri terbarunya, selalu berhubungan dengan seri sebelumnya. Meski seri ketiga ini tidak berhubungan langsung dengan seri 2, namun seri 3 ini sedikit berhubungan dengan yang pertama, di mana Elise pernah menangani kasus Josh (ketika masih kecil). Untuk cerita dari insidious 3, saya beri nilai 7/10. Namun sekarang, rating film ini hanya 6.9/10 dalam imdb. Tapi tetep recommended untuk ditonton!

Trailer Insidious 3 #1 - MOVIECLIPS Trailers

Bagi yang belum sempet nonton, boleh lah kalau baca sinopsis di bawah ini ☺

Sinopsis:
Quinn Brenner (Stefanie Scott) diam-diam sedang diikuti roh jahat. Tetapi Quinn berpikir bahwa yang mengikutinya adalah roh ibunya yang telah meninggal. Quinn ingin mengetahui apakah dugaannya benar sehingga dia menemui Elise Rainier (Lin Shaye). Elise ragu untuk ingin menggunakan kemampuan berkomunikasinya dengan seorang yang telah meninggal. Karena bila digunakan maka nyawanya akan terancam. Tetapi Elise mencoba membantu Quinn. Dengan pernyataan yang sering diucapkannya, "Lily (panggilan ibu Quinn, Lillith Brenner (Ele Keats)), jika kau mendengar saya, katakan bahwa kau ada di sini!" Tetapi bukanlah Lily yang ditemui Elise dalam komunikasinya, melainkan roh lain. Elise ketakutan, lalu dia menghentikan ritualnya tersebut dan mengatakan bahwa dia tak bisa membantu Quinn.

Beberapa hari berikutnya, Quinn mengalami kecelakaan parah yang membuat kedua kakinya menjadi sedikit lumpuh seusai dia melakukan tes untuk masuk ke sekolah lanjut yang dia inginkan. Sesaat sebelum kejadian tersebut, Quinn melihat the man who can't breathe (Michael Reid MacKay) melambai padanya.
Kondisi fisik Quinn pasca kecelakaan | sumber: darkgothiclolita.forumcommunity.net

Hari-hari setelah mengalamai kecelakaan, Quinn semakin dihantui oleh roh jahat yang awalnya dikira ibunya itu. Gangguan yang dilakukan oleh roh jahat tersebut hingga sampai gangguan fisik. Quinn sempat terjatuh akibat dipontang-panting oleh roh jahat itu. Hal inilah yang membuat Ayah Quinn, Sean Brenner (Dermot Mulroney), akhirnya memercayai bahwa ada yang menghantuinya.

Tak tahan dengan kejadian-kejadian aneh tersebut, akhirnya Sean memanggil pemburu hantu yang ia temukan identitasnya melalui internet, yaitu Tucker (Angus Sampson) dan Specs (Leigh Whannell). Kedatangan kedua pemburu hantu tersebut rupanya tak cukup membantu Quinn terbebas dari roh jahat itu. Yang ada malah Quinn semakin melemah dan hal ini membuat roh jahat yang tak bisa bernapas tersebut semakin mudah mengambil roh Quinn.

Tak ingin begitu-cuek-nya dengan masalah yang terlanjur hadir dalam kehidupan Elise, akhirnya Elise mau menggunakan kemampuannya untuk menolong Quinn. Elise sekali lagi melakukan ritualnya tersebut guna melawan roh tak bisa bernapas tersebut dan membebaskan Quinn yang sudah separuh-jiwa nya hilang dari raganya. Usaha Elise tersebut hampir gagal. Roh jahat berhasil merebut kembali jiwa Quinn. Namun, dengan dibantu oleh roh baik ibu Quinn, akhirnya Quinn bisa kembali hidup.
Roh jahat sempat dapat merebut kembali Quinn | sumber: geektyrant.com
Setelah tugasnya selesai, Elise akhirnya memutuskan untuk menggunakan kemampuannya-tanpa-ragu-lagi untuk membantu orang yang meminta bantuannya. Di sini, Elise pun akhirnya menjalin kerja sama dengan Tucker dan Specs.

*** SEKIAN ***

Cara mengakhiri film insidious ini masih sama dengan insidious sebelumnya. Namun hal tersebut tidak menutup tujuan utama film horor, yaitu membuat penonton terkejut dan ketakutan. Hehe.
Nah hal utama yang bisa diambil dari kisah Insidious 3 ini adalah kasih sayang Ibu kepada anaknya yang tetap hidup meski dia telah tiada :')

Saturday, June 13, 2015

Jurassic World

sumber: www.jurassicworldmovie.com
Jurassic World. Karena film ini be-rating (cukup) bagus di imdb, aku jadi tertarik untuk menontonnya. Setelah menonton pun ya memang filmnya bagus. Detil dinosaurus yang terlihat di layar begitu nyata. I just can not imagine how the Jurassic World's team makes it (almost) real. Untuk menonton film ini sebenarnya tak perlu tahu tentang film sebelumnya, seperti Jurassic Park beberapa seri. Karna aku sendiri dalam menonton film ini nggak punya bekal nonton film-film Jurassic Park itu. Walaupun setelah searching di internet kurang lebih ada hubungannya dengan Jurrasic Park pertama. Yaitu Pulau Isla Nublar yang telah ditutup (dalam film yang pertama) akhirnya dibuka kembali bertema taman dengan nama Jurassic World.

Bagi yang belum nonton, segera nonton ya, karena film ini cukup menarik, walaupun ending ceritanya familiar atau bisa ditebak, terutama bagi pencinta film. Untuk semakin membuat penasaran, ini nih trailer-nya.
  
Trailer Jurassic World 2015 #1

The trailer was officially from MOVIECLIPS Trailers. Bagi yang nggak sempet nonton, bisa baca sinopsis di bawah ini.

Sinopsis:
Cerita ini dimulai dengan dua bersaudara, Zach (Nick Robinson) dan Gray (Ty Simpkins) adiknya, yang mendapatkan kesempatan untuk berkunjung ke Jurassic World. Claire (Bryce Dallas Howard), tante mereka yang bekerja di taman tersebut, memberikan akses VIP untuk kedua ponakannya tersebut. Saking sibuk dan padatnya wisatawan yang mencapai sekitar 20 ribu pengunjung di Jurassic World di hari tersebut, Claire meminta bantuan asistennya untuk menemani Zach dan Gray untuk berkeliling di taman tersebut. Merasa tidak bebas, Zach dan Gray melarikan diri dari asisten Claire di tengah keramaian pengunjung. Akhirnya mereka bebas dan memulai petualangannya berdua di taman yang sangat luas tersebut.

Atraksi Mosasaurus | sumber: smeaker.com
Atraksi pertama yang membuat mereka takjub adalah atraksi dari Mosasaurus. Mosasaurus menjadi favorit pengunjung. Dia adalah jenis dinosaurus air yang sangat besar dan dapat memakan mangsanya, seekor hiu pembunuh, hanya dengan sekali lahap. Setelah melahap hiu tersebut, dia kembali masuk dalam air dan semua pengunjung menjadi basah terkena cipratan air si Monosaurus.

Kesuksesan pencapaian pengunjung Jurassic World membuat tim kerja taman tersebut untuk dapat menciptakan inovasi baru, yang dalam hal ini berupa dinosaurus jenis baru. Dinosaurus baru ini sudah diciptakan. Tanpa benar-benar mengetahui penciptaan dinosaurus jenis baru tersebut, ternyata dinosaurus ini terbentuk dari proses mutan hybrida via modifikasi genetika. Is it sounds good? No, actually. Rekayasa genetika tersebut rupanya menghasilkan dinosaurus yang mereka beri nama Indominus Rex. Dinosaurus ini lebih besar dibanding T-Rex, lebih pintar, dan memiliki naluri membunuh yang tinggi. And that kind of dinosaur is killing for sport, so, what do you think?

Claire mendapat saran dari Masrani (Irrfan Khan) untuk melakukan pengecekan terhadap 'kandang' Indominus Rex. Dia menyarankan agar Claire menemui Owen (Chris Pratt). Akhirnya, dibawalah Owen melihat kandang Indominus Rex. Dalam pengecekan tersebut, Owen melihat kejanggalan di dinding kandang. Di situ terdapat cakaran besar yang diduga adalah cakaran Indominus. Lalu mereka mengecek di mana posisi dinosaurus tersebut namun tak membuahkan hasil. Akhirnya mereka masuk ke dalam kandang Indominus. Dengan bantuan implan yang sebelumnya telah ditanamkan pada Indominus, Claire memerintahkan seorang di ruang kontrol untuk menemukan posisi Indominus.

Kaget banget setelah diketahui bahwa ternyata Indominus masih berada dalam kandangnya. Hal ini membuat mereka yang masuk dalam kandang, Claire, Owen, dan salah satu petugas, sangat panik saat diketahui Indominus berada di belakang mereka. Saking paniknya, petugas tersebut lalu membuka gerbang kandang Indominus untuk kabur. Hal ini membuat Indominus juga dapat bebas dari kandangnya.

Selepas dari kandangnya, tim Claire sangat panik akan keselamatan pengunjung. Akhirnya mereka memutuskan untuk memberhentikan semua atraksi yang ada di taman tersebut. Intruksi tersebut rupanya cukup terlambat, karena Zach dan Gray terlanjur menaiki semacam kendaraan berbentuk bola yang dapat digunakan untuk berkeliling melihat dinosaurus herbivora.
Zach dan Gray menaiki kendaraan berbentuk bola | sumber: www.kapanlagi.com
Zach terlalu penasaran dengan semua isi dari Jurassic World hingga tak menghiraukan ketakutan adiknya. Claire juga sudah mencoba menghubungi Zach, namun karena sinyal yang kurang bagus membuat komunikasi mereka terputus. Rasa penasaran Zach akhirnya membawa mereka ke restricted area. Di sinilah mereka bertemu dengan Indominus Rex.

Keuntungan menjadi salah satu lakon utama dalam film membuat mereka berhasil selamat dari 'olahraga' Indominus. Setelah lama berusaha meloloskan diri dari hutan Jurassic World, mereka akhirnya dapat kembali ke taman dan bertemu Claire dan Owen yang telah bersusah payah mencarinya. Pertemuan mereka membuat Claire dan Owen akhirnya bisa berfokus pada Indominus Rex.

Dengan dibantu tiga raptor yang sudah jinak dengan Owen, mereka berusaha menghentikan segala kekacauan Indominus Rex. Namun ketiga raptor tersebut rupanya tak sanggup membantu menghentikan Indominus. They need more teeth. Akhirnya, Claire mengeluarkan salah satu asetnya, yaitu T-Rex untuk menyerang Indominus Rex. T-Rex akhirnya berhasil mengalahkan Indominus Rex, dan Indominus Rex menjadi santapan Mosasaurus di akhir cerita.

*** SEKIAN ***

Saturday, June 6, 2015

Paddington

sumber: www.amazon.co.uk
Paddington. Very late post. Entah kenapa pengin banget nge-post cerita Paddington ini. Aku nonton film ini sebenarnya nggak sengaja juga. Jadi ceritanya waktu itu sudah janjian sama temen-temen, Uci, Pro, Tetha, Oliv, Ajis, Alvin, hm kurang lebih itu, tapi aku lupa. Janjiannya pun bukan nonton film ini, tapi nonton film The Hobbit. Nah tapi berhubung pada telat, dan Pro mengurungkan nontonnya dia, jadinya yang tetep nonton The Hobbit hanya Tetha. Ajis, Olip, dan Alvin juga mengurungkan nonton. Terus tinggal aku sama Uci deh. Sudah jauh-jauh ke East Cost masa ga jadi nonton, akhirnya kita nonton deh film ini. Setelah nonton, aku sama Uci pun nggak nyesel nontonnya.

Film Paddington ini adalah hasil adaptasi pertama dari penulis Michael Bond. Dengan pengisi suara utamanya adalah Ben Whishaw, Paddington  menceritakan kisah seorang beruang muda dari hutan Peru yang punya hasrat untuk melakukan perjalanan ke London. Untuk cerita singkatnya, yuk baca sinopsis di bawah ini.

Sinopsis:
Kehidupan di Hutan Peru sungguh menyenangkan, awalnya. Hingga ketika bencana gempa bumi melanda hutan tersebut, semua berubah. Seekor anak beruang dibawa bibinya menuju pelabuhan dan dilepas untuk berlayar ke London. Kota London menyimpan ingatannya akan seorang eksplorer Inggris yang pernah berkunjung ke Hutan Peru. Ia pun mengingat pesan eksplorer tersebut, bahwa London akan menjadi rumah bila terjadi sesuatu pada keluarga beruang itu

Sesampainya di Kota London, beruang kecil tersebut berada di stasiun kereta api yang menjadi ikon kota tersebut, yaitu Paddington Station. Lama dia berdiam diri, tak ada seorang pun yang mau memberi belas kasih terhadapnya. Hingga dia bertemu dengan keluarga Brown, yang akhirnya menaruh belas kasih padanya. Keluarga Brown langsung mengajak beruang kecil itu untuk makan di sebuah restauran sekitar. Di sinilah mereka memberi nama beruang tersebut dengan sebutan Paddington. Nama ini disesuaikan dengan nama stasiun tersebut yang merupakan tempat pertama kali mereka bertemu.

sumber: www.desktophdphotos.com
Ketika tinggal di rumah keluarga Brown, seringkali terjadi kekacauan akibat ulah si Paddington. Anak-anak dari Hary dan Mary pun kurang menyukai Paddington. Merasa tidak enak dengan keluarga Brown, Paddington pun mencari eksplorer Inggris tersebut sendirian.

Selama pencarian, Paddington tiba-tiba menjadi seorang pahlawan dadakan. Ketika mengunjungi sebuuah toko antik untuk mendapatkan informasi tentang sang penjelajah Inggris sesuai dengan topi yang dipakai Paddington, dia tiba-tiba berhasil menangkap pencopet di depan sekolah anak-anak Haru dan Mary. Kejadian ini yang membuat anak-anak tersebut akhirnya mengakui keberadaan Paddington.

Di sisi lain, ada seorang yang ingin sekali mengawetkan Paddington di museum miliknya. Dia adalah Millicent. Segala cara dia lakukan untuk mendapatkan beruang tersebut. Dia hingga memanfaatkan bantuan tetangga keluarga Brown, Mr. Curry, yang telah jatuh hati dengannya. Ketika Paddington sedang sendirian di rumah, Mr. Curry menelepon Millicent. Millicent pun datang dan meluncurkan berbagai serangan untuk mendapatkan Paddington. Tetapi, beruang tersebut berhasil lolos dari serangan Millicent walaupun seisi rumah menjadi berantakan akibat kejadian tersebut.

Paddington berusaha memberi penjelasan kepada keluarga Brown atas kejadin tersebut. Namun, Mr. Brown tak mempercayainya. Sedih sekali perasaan Paddington waktu itu. Akhirnya dia meninggalkan rumah keluarga Brown dan mencari sendiri si penjelajah Inggris yang telah ia ketahui namanya, Montgomery Clyde.

Rumah demi rumah telah Paddington kunjungi, namun ia tak kunjung menemui si penjelajah tersebut. Hingga akhirnya suatu hari, dia berhasil menemukan rumah yang dicarinya. Akan tetapi, Paddington kurang beruntung, karena si penjelajah telah meninggal. Yang membuat lebih kaget adalah ketika mengetahui bahwa Millicent adalah anak dari si penjelajah Inggris yang ia cari. Millicent langsung membawa Paddington ke mobilnya dan pada saat itulah dia bertemu Mr. Curry.

Mr. Curry kecewa setelah mengetahui bahwa Millicent memiliki niat jahat terhadap Paddington. Dia pun langsung menghubungi keluarga Brown dan menceritakan niat jahat Millicent.

Keluarga Brown pun bergegas menuju museum tempat di mana Paddington akan diawetkan. Mereka berusaha mencari tempat di mana Paddington disembunyikan. Hingga beberapa saat kemudian, mereka berhasil menemukan Paddington dalam keadaan tertidur. Keluarga Brown langsung membangunkan Paddington. Millicent mengetahui kehadiran keluarga Brown. Lalu mereka berkejar-kejaran untuk mendapatkan Paddington sampai tibalah mereka semua di atap museum.

Paddington sempat terjatuh dari cerobong asap, tetapi keluarga Brown berhasil menangkapnya. Dalam kondisi ini, Millicent berhasil memojokan mereka. Tetapi dengan akalnya yang cerdik, Paddington menipu Millicent dengan membuat tabir asap merpati. Burung-burung merpati akhirnya berhasil melemparkan Millicent dari atap.

Keluarga Brown akhirnya menerima kembali kehadiran Paddington dalam keluarganya dan menjadikannya sebagai anggota keluarga.

*** SEKIAN ***

Friday, June 5, 2015

(Masih) Belajar Memimpin

sumber: quotesology.com
Sebenarnya aku tak punya kemampuan leadership. Tetapi menjadi seorang ketua bukanlah hal pertama di sepanjang perjalanan hidupku, meski hanya sebatas ketua kelas, dan ketua tugas akhir kesenian ketika SMP. Tugas akhir, hehe, kayak kuliahan aja. Maksudnya semacam praktikum terakhir sebelum kenaikan kelas, aku lupa bagaimana menyebutnya.

Berbicara soal ketua, dalam kehidupan organisasi mahasiswa, kecil rasanya peluang bila kita tidak akan berperan sebagai ketua. Banyaknya program kerja (proker) yang diusung di awal kepengurusan, membuat kita, para staf, berpeluang besar menjadi ketua. Peluang ini bagus lho untuk para mahasiswa pencari SKEM, hehe. Tapi jangan sampai salah niat seperti itu, karena para kepala departemen (kadep) telah memikirkan matang-matang. Melihat dari pengalaman serta pengetahuan yang diambil dari berkas pendaftaran staf himpunan.

Kebetulan di kepengurusan HMSI ketika aku sudah boleh mendaftar sebagai staf, terbentuk departemen baru, yaitu Media Informasi (Medfo). Dengan kadepnya Mbak Intan, seorang yang kukenal lebih dekat ketika bersama-sama berada di Sie Publikasi dan Dokumentasi (Pubdok) Information Systems Expo (ISE) 2014. Aku mendaftarkan diri untuk menjadi staf Medfo. Ya mungkin keberuntungan sedang berpihak padaku, hingga akhirnya aku diterima dan resmi menjadi staf Medfo.

Entah kabinet Medfo melihatku seperti bagaimana, di awal perkenalan dengan tim Medfo ini, aku diamanahi sebagai ketua salah satu proker di Medfo. Hm, sebenarnya prokernya memang baru satu sih, hehe, sisanya adalah agenda harian atau bulanan. Proker tersebut adalah pelatihan jurnalistik tingkat dasar (PJTD). Entah nih, kok bisa aku yang jadi ketua, padahal menurutku banyak staf Medfo lain yang lebih punya kemampuan leadership yang lebih bagus daripada aku. Karena baru menjadi staf, masa iya aku menolak? Akhirnya ya terima-terima saja lah tugas dari ibu kadep tercinta

Lama setelah welcome party staf himpunan berlangsung, akhirnya dekatlah sudah timeline prokerku, yaitu di bulan Februari 2015. Mulai sibuk rapat, mengonsep, dan lainnya. Kebetulan juga bulan Januari adalah libur semester mahasiswa ITS. Hal ini sebenarnya menyulitkanku, karena kebanyakan panitianya pulang kampung. Beruntung ibu kadep adalah orang asli Surabaya sehingga bisa menemaniku dalam proses menuju hari H PJTD 2015. (thank you banget mbak Intan)

Selama menjadi ketua PJTD, rasanya nggak afdol kalau nggak dapet masalah. Masalah yang kami hadapi pun cukup rumit karena prokerku adalah proker pertama yang disarankan untuk mengambil dana tidak hanya dari jurusan, melainkan juga dari IKOMA ITS. Ok, proposal beres, pengajuannya yang cukup rumit. Bolak-balik ke BAAK untuk menanyakan apakah proposal telah dapat signature wakil rektor atau belum. Hampir seminggu, atau lebih ya, bolak-balik terus. Hingga akhirnya proposal dapat persetujuan tepat H-6 hari sebelum proker berlangsung. Setelah dapat proposalnya, langsung aku dan tim BPH-ku menyerahkan ke IKOMA ITS. Dan akhirnya bisa fokus deh ke acara PJTD hari Sabtu dan Minggunya.

Secara keseluruhan, jalannya acara cukup lancar, hanya saja sangat disayangkan bila mengetahui minat kejurnalistikan mahasiswa sistem informasi cukup kurang. Tapi, proker must go on kan ya. Dengan sekitar 20 peserta dari mahasiswa baru, proker pun berjalan dengan lancar. Nah ini nih salah satu dokumentasinya :)
Tak lupa juga, aku sempat mendokumentasikannya dalam bentuk video. You can see this one by clicking this link.

Berdasarkan quote di atas, aku memang bukan orang yang paling penting atau paling pintar di antara semua panitiaku. Percayalah, aku tidak akan bisa mengadakan proker tersebut tanpa bantuan orang-orang yang ada dalam kepanitianku. Terima kasih banyak, ya, atas waktu yang telah kalian luangkan demi keberalangsungan proker ini. Meski sedikit pesertanya, semoga bisa memberi manfaat kepada jurusan. Dan alhamdulillah, pernah ada karya kita yang pernah dipublikasikan di media nasional. Hasilnya bisa lihat di sini. Semoga bisa berkelanjutan, ya.

Semangat Medfo Muda Berkarya.
Salam dari Medfo Revolution

Wednesday, June 3, 2015

Wisata Bahari Lamongan, Lamongan, Jawa Timur

After passing a long term, finally, I can blog this late-story. We were called this as internalization.
Sebenarnya, ini sudah lama. Sekitar 6 atau 7 Februari, sampai aku lupa kapan kami pergi internalisasi. Pokoknya minggu pertama bulan Februari. Masih ingat, malam sebelumnya, kami masih mencari-cari persewaan mobil yang masih buka dan mobilnya available untuk disewa esoknya. H min berapa jam itu masih cari-cari mobil. Guyonan kok anak-anak Medfo ini. Ya, Medfo Revolution. Departemen yang mau menampungku untuk mengabdi di HMSI.

Kami menyempatkan diri untuk internalisasi ini. Di akhir jadwal FRS-an, anak ITS pasti sudah tak asing bagaimana suasana FRS di kampus tersebut, serta di tengah-tengah sibuknya departemen kami yang akan menjalankan proker di bulan itu juga. Untungnya semua pada mau menyempatkan diri, dan berangkatlah kami ke Wisata Bahari Lamongan (a.k.a WBL). Percaya atau tidak, it was my first time to go there and I was so excited that Medfo granted my wish to go there. Alay ya, maapkeun.

Dengan dua mobil, kami akhirnya pergi ke WBL. Berangkat pagi dari Jurusan Sistem Informasi dan sampai di sana sekitar pukul 10.00 a.m.  Masih ingat kesan pertama Pandu, salah satu anak Medfo dari Batam, saat pertama kali sampai di WBL. "Saya merasa ada kecurangan dalam internalisasi ini, saya ingin ada internalisasi ulang," kurang lebih begitu kata Pandu yang disampaikan oleh Bintang. Jelas saja Pandu bilang begitu, karena ketika turun dari mobil, di sebelah parkiran adalah tempat orang sedang berjualan ikan-ikan sehingga baunya pun tercium amis. Kami semua hanya tertawa menanggapi kesan Pandu tersebut. Dia hanya belum memasuki dalamnya, kok.

Oke, akhirnya masuklah kami ke tempat wisata sebenarnya. Disambut dengan tulisan besar WBL, kami mengawali foto pertama kami.
Ya, itulah orang-orang yang membantu penyebaran informasi HMSI. Dari kiri ke kanan ada Mbak Aul, selaku Sekretaris Departemen Medfo, Mbak Intan, Kepala Departemen medfo, Hani, Olip, Uci, Pandu, saya, dan Alim, yang duduk di tulisan atas L. Di belakang, dari kiri ke kanan ada Mas Septa, Mbak Niken, Mas Koga, Bintang, dan Kevin.

Petualangan kami dilanjutkan dengan berkunjung ke rumah kucing. Namanya juga rumah kucing, tentunya banyak sekali jenis kucing yang ada di dalamnya. Sayangnya, kucing-kucing tersebut diletakkan di balik kaca sehingga pengunjung tidak dapat menyentuhnya. Mungkin ini agar kucingnya tidak bisa kemana-mana dan tetap dalam lindungan dari pengunjung kali ya. Oke, kami tak ambil pusing masalah itu, karena masalah perkuliahan lebih susah daripada masalah tersebut, yakan?

Hampir setiap wahana (gratis) yang kami lewati, kami mencobanya. Entah itu menyeramkan ataupun biasa saja. Sempat kami mencoba wahana, aku lupa namanya, konsepnya seperti rumah hantu yang bila mengelilinginya menggunakan kereta. Namun di sini bukan hantu yang menjadi objeknya, melainkan tokoh-tokoh yang diceritakan oleh narator. Setelah searching, aku ingat namanya, yaitu Istana Boneka 1001 Malam. Bagus sih, hanya saja terkadang narasinya terlalu lama dinarasikan, I mean, ketika kereta sudah mau berganti ke tokoh yang lain, narasinya baru mulai menarasikan tokoh yang akan selesai dilewati oleh kereta.

Itu salah satu wahana yang tidak menyeramkan yang ada di WBL ini. Sekarang aku akan cerita tentang wahana yang wow, gilak, keren, dan bikin mau mati, ya.

Dengan mencoba wahana yang wow, gilak, dll itu, aku menemukan keberanianku dalam hal menaiki wahana. Di sini, aku bahkan hampir menaiki semua wahana yang menyeramkan. Hehe iya menyeramkan. Sempat aku merasa hampir mati karena naik wahana Speed Flip. Kapok rasanya, tapi seru banget. Tapi sangat bahaya bagi orang-orang yang memiliki serangan jantung atau ketakutan yang berlebih dalam hal menaiki wahana yang terlihat menyeramkan (walaupun sebenarnya memang menyeramkan). Selama menaiki speed flipbadan ini terpontang-panting mengikuti arah gerakan si mesin. Berkali-kali aku nyebut, dari teriak sampai dalam hati saking capeknya teriak. Aku pasrah, Uci pun, teman "sebangku" saat menaiki wahana ini, juga ikut pasrah. Yeah, at least kita pernah nyoba yang ginian. Kan sayang jauh-jauh ke WBL nggak nyobain satu-satu. Tapi, gilak, high risk banget wahana satu ini.
Foto ketika masih "baik-baik" saja bersama teman "sebangku"
Untungnya kami tak habis nyali setelah menaiki wahana itu. Lanjut ke wahana sebelah, ada Crazy Car. Setelah menenangkan diri, Aku dan Uci lanjut menaiki crazy car. Wahana ini hampir sama seperti roller coaster. Yang aku lakukan hanya berpegang erat dan berharap agar aku tidak terlempar keluar dari kereta akibat kencangnya laju kereta tersebut. Huh, benar-benar crazy.

Selanjutnya kami pindah ke wahana jungkir balik, hihi. It called Ranger. Wahana ini akan memutar penumpangnya 360 derajat. Dan saat si penumpang sudah di atas dalam keadaan terbalik, wahana ini sengaja mendiamkan beberapa detik baru setelah itu melanjutkan mempontang-panting penumpangnya. Sangat mengacu adrenalin, bukan?

Sepertinya itu wahana menyeramkan terakhir yang aku coba. Yeah, it was really nice short holiday. I can not forget it, really!

Segitu aja sih cerita ke WBLnya. Di akhir perjalanan pun si Pandu akhirnya mengakui bahwa internalisasinya menyenangkan :)

Let me blog our pictures over at WBL.
Disempetin pose aja deh